BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendekatan
inkuiri pada prinsipnya telah lama digunakan dalam kehidupan manusia. Tidak
sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat berguna
untuk memperbaiki kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, seseorang dalam
keluarga sejak masa kanak-kanak sering menanyakan sesuatu, mencoba melakukan
sesuatu, sehingga ia memperoleh kejelasan atau menemukan jawabannya dari apa
yang ingin diketahuinya. Jadi, sebenarnya potensi untuk menyelidiki dan
menemukan sesuatu telah banyak dimiliki seseorang sejak kecil, namun sering
terhambat oleh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang memadai.
Orang tua
sering tidak melayani atau merasa terganggu, takut rusak, rugi dan sebagainya,
apabila anaknya banyak bertanya, mencoba melakukan sesuatu yang mungkin sampai
rusak. Para guru umumnya kurang mengembangkan metode inkuiri ini sehingga para
siswa di sekolah lebih banyak bersifat menerima informasi. Maka hal ini banyak
akan menghambat perkembangan potensi siswa.
Pada makalah
ini akan dibahas pengertian inkuiri, prinsip pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri, jenis-jenis pembelajaran dengan pendekatan inkuiri,
langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, dan kelebihan dan
kekurangan pendekatan inkuiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari pendekatan?
2. Apa yang di maksud dengan
pendekatan konstruktivisme?
3. Apa yang di maksud dengan
pendekatan inquiri?
C. Tujuan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui makna dari pendekatan.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan konstruktivisme.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui pendekatan inquiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Makna pendekatan
Pendekatan menurut
Raka Joni (1993), pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau
objek kajian, sehingga berdampak ibarat orang memakai kaca mata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Peranan pendekatan pembelajaran adalah menyesuaikan antara tujuan
pembelajaran, siswa, latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung
dan lain-lain yang tercakup dalam unsur-unsur input, output, produk dengan bahan
kajian yang akan di sajikan, sehingga pembelajaran menjadi menarik,
menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaa, serta
bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan datang.
B.
Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Sains
1.
Pengertian Inkuiri
Pembelajaran
berbasis inkuiri adalah metode pembelajaran yang dikembangkan sejak tahun 1960.
Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk menjawab kegagalan bentuk pengajaran
tradisonal, di mana siswa dikehendaki untuk mengingat fakta-fakta muatan bahan
pengajaran. Pembelajaran inkuiri adalah suatu bentuk pembelajaran aktif, di
mana kemajuan dinilai dengan bagaimana siswa mengembangkan keterampilan
eksperimental dan analitik dari pada seberapa banyak pengetahuan yang mereka
miliki.
Pembelajaran
berbasis inkuiri atau sains pada intinya mencakup keinginan bahwa pembelajaran
seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan siswa. Pembelajaran
menginginkan siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah daripada menerima
pengajaran langsung dari guru. Guru dipandang sebagai fasilitator dalam
pembelajaran daripada bejana bagi pengetahuan. Pekerjaan guru
dalam lingkungan pembelajaran inkuiri adalah bukan menawarkan pengetahuan
melainkan membantu siswa selama proses mencari pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran
berbasis inkuiri telah berpengaruh besar dalam pendidikan sains, dan biasa
disebut sains berbasis inkuiri. Para ilmuwan biasanya menggunakan proses
inkuiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dunia alam.
Mereka menggunakan prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori untuk
memahami dan menjelaskan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta. Ketika
siswa sedang belajar dengan menggunakan proses inkuiri, mereka menggunakan
ide-ide yang sama seperti ilmuwan gunakan bila mereka melakukan penelitian.
Siswa akan menjadi ilmuwan kecil.
Karakteristik
dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan,
tetapi membantu siswa untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah
yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat
ditentukan oleh siswa, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama
oleh siswa dan guru. Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide
konstruktivis dari belajar. Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi
kelompok.
Inkuiri juga
didefinisikan sebagai usaha mencari kebenaran, informasi, atau pengetahuan
dengan bertanya. Proses inkuiri memulai dengan mengumpulkan informasi dan data
dengan melibatkan panca indera seperti melihat, mendengar, menyentuh, merasakan
dan mencium. Sistem pendidikan tradisional telah terlaksana dalam cara yang
menghilangkan semangat proses alami dari inkuiri. Siswa menjadi cenderung
kurang mengajukan pertanyaan. Dalam pengajaran tradisional, siswa
belajar bukan untuk bertanya banyak pertanyaan, melainkan mendengar dan mengulang
jawaban yang diharapkan.
Beberapa
kehilangan semangat proses belajar sains muncul dari kurang pemahaman tentang
hakekat dari pembelajaran berbasis inkuiri. Bahkan hal ini cenderung
memandang sebagai kegagalan pembelajaran. Inkuiri yang efektif lebih daripada
hanya bertanya. Suatu proses yang kompleks terlibat bila setiap siswa berusaha
untuk mengubah informasi dan data ke dalam pengetahuan yang berguna. Penerapan
pembelajaran inkuiri melibatkan beberapa faktor seperti suatu konteks untuk
pertanyaan, kerangka pertanyaan, fokus pertanyaan, dan tingkat perbedaan
pertanyaan. Pembelajaran inkuiri yang dirancang baik menghasilkan bentuk
pengetahuan yang dapat diterapkan secara luas.
Pendekatan
inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam
proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (1975), inkuiri
adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan
prinsip-prinsip. Contoh konsep: inti sel, kecepatan, panas, energi,
masyarakat, demokrasi, tragedi, reaksi, segitiga, dan lain-lain; contoh prinsip:
logam bila dipanasi memuai, atau lingkungan berpengaruh terhadap organisme;
contoh proses-proses mental: mengamati, menggolong-golongkan, membuat
dugaan/menduga, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
2.
Prinsip Pelaksanaan
Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Pendekatan
pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang menekankan kepada pengembangan
intelektual peserta didik. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan pendekatan pembelajaran inkuiri:
a.
Berorientasi pada
pengembangan intelektual
Tujuan
utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian pendekatan pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan
dan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bukan ditentukan
oleh sejauh mana peserta didik dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi
sejauh mana peserta didik beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna
dari sesuatu yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui proses berpikir
adalah sesuatu yang dapat ditentukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh
sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat
ditemukan.
b.
Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta didik maupun
interaksi peserta didik dengan guru bahkan interaksi antar peserta didik dengan
lingkungannya. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru
untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru
terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip bertanya
Peran guru yang harus
dilakukan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai
penanya. Sebab, kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan
guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai
jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya
hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya
untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
d.
Prinsip belajar untuk
berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya
dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam
posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional
perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan
unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses
belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
e.
Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses
mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab
itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan
kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
3.
Jenis-jenis
Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Metode penemuan (inkuiri)
terdiri atas beberapa jenis. Ada jenis metode penemuan yang masih banyak
dibimbing atau diarahkan guru, tetapi ada pula jenis metode penemuan di mana
siswa banyak diberi kebebasan dan dilepas oleh guru dalam melakukan
kegiatan-kegiatan belajarnya. Moh. Amin menguraikan jenis-jenis inkuiri yang
dapat dilakukan seperti berikut:
a. Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
Pembelajaran dengan
pendekatan guided inquiry sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.
Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup
luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara
petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh
guru.
Umumnya guided
inquiry dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1)
Problema untuk
masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai
pertanyaan atau pernyataan biasa.
2)
Konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang
harus ditemukan siswa
melalui kegiatan belajar harus dituliskan
dengan jelas dan tepat.
3)
Alat/bahan harus disediakan sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa,
untuk melakukan kegiatan
4)
Diskusi pengarahan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada siswa (kelas) untuk didiskusikan
sebelum para siswa melakukan kegiatan inkuiri
5)
Kegiatan metode inkuiri oleh siswa berupa
kegiatan percobaan
penyelidikan yang dilakukan oleh siswa
untuk menemukan konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
oleh guru
6)
Proses berpikir kritis dan ilmiah
menunjukkan tentang mental
operation siswa yang diharapkan
selama kegiatan berlangsung
7)
pertanyaan yang bersifat open-ended
harus berupa pertanyaan yang
mengarah kepada pengembangan tambahan
kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa
8)
catatan guru berupa catatan-catatan yang
meliputi:
penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari
kegiatan-kegiatan/pelajaran.
b. Modified inquiry
Dalam metode ini guru hanya
memberikan problema saja. Biasanya disediakan pula bahan atau alat-alat yang
diperlukan, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan,
eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya.
Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok
atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, narasumber (resourse
person), dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin
kelancaran proses belajar siswa. Kegiatan-kegiatan belajar siswa terutama
ditekankan dengan eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen.
Pada waktu siswa melakukan
proses belajarnya untuk mencari pemecahan atau jawaban masalah itu, bantuan
yang dapat diberikan guru ialah dengan teknik-teknik pertanyaan, bukan berupa
penjelasan. Ini dimaksudkan agar siswa tetap dirangsang berpikir untuk mencari
dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Untuk itu berikanlah
pertanyaan-pertanyaan pengarah kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan
siswa.
c. Invitation into inquiry
Siswa dilibatkan dalam proses
pemecahan problema sebagaimana cara-cara yang lazim diikuti oleh ilmuwan. Suatu
undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada siswa, dan
melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang
siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan
berikut:
1) Merancang eksperimen
2) Merumuskan
hipotesis
3) Menetapkan kontrol
4) Menentukan
sebab dan akibat
5) Menginterpretasi data
6) Membuat grafik
7) Menentukan
peranan diskusi dan simpulan dalam merencanakan
Penelitian
8)
Mengenal bagaimana kesalahan eksperimental
mungkin dapat
dikurangi atau diperkecil
d. Pictorial riddle
Pendekatan dengan menggunakan pictorial
riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi
dan minat siswa di dalam situasi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaan,
atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir
kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya berupa gambar di papan
tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut.
Dalam membuat rancangan
(design) suatu riddle, guru harus mengikuti langkah sebagai berikut:
a.
Memilih beberapa konsep atau prinsip yang
akan diajarkan atau
didiskusikan
b.
Melukiskan suatu gambar, menunjukkan
ilustrasi, atau menggunakan
foto
(gambar) yang menunjukkan konsep, proses, atau situasi
c.
Suatu proses bergantian adalah untuk
menunjukkan sesuatu yang tidak
sewajarnya, dan kemudian meminta siswa untuk
mencari dan menemukan mana yang salah dengan riddle tersebut. Misalnya,
tunjukkan suatu masyarakat petani di mana semua prinsip ekologi disalahgunakan.
Kemudian ajukan pertanyaan kepada siswa mengenai hal-hal apa yang keliru atau
salah dalam hubungan dengan segala sesuatu yang telah dilakukan di dalam
komunitas tersebut.
d.
Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk
divergen yang berorientasi
proses dan berkaitan dengan riddle
(gambar dan sebagainya) yang akan membantu siswa memperoleh pengertian tentang
konsep atau prinsip apakah yang terlibat di dalamnya.
4.
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan
Pendekatan Inkuiri
Secara umum proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk
membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah
pendekatan pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting. Keberhasilan pendekatan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.
2.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pendekatan inkuiri, oleh sebab melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam
inkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari
dan ditemukan.
3.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai
dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis)
dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka
ia sampai pada posisi yang dapat mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam pendekatan pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan
data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab
itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Bahwa yang terpenting dalam menguji hipotesis
adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping
itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
Artinya jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi
harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan akhir dalam proses pembelajaran. Sering
terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena
itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan
pada siswa data mana yang relevan.
5.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri :
Beberapa kelebihan metode ini ialah:
a.
Strategi (model atau siasat) pengajaran
menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai
penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi
pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di mana siswa
yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi dengan kadar proses mental
yang lebih tinggi atau lebih banyak.
b.
Pengajaran berubah dari teacher centered
menjadi student centered. Guru tidak lagi mendominasi sepenuhnya
kegiatan belajar siswa, tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan memberikan
kebebasan belajar kepada siswa.
c.
Keuntungan metode ini adalah:
a.
Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan
ide-ide lebih baik
b.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan
dalam transfer kepada situasi-situasi proses belajar yang baru
c.
Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja
atas inisiatifnya sendiri
d.
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri
e.
Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsic
f.
Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang.
d.
Proses belajar meliputi semua aspek yang
menunjang siswa menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya ( a fully
functioning person); misalnya di dalam situasi inkuiri, siswa tidak hanya
belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi ia juga mengalami
proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi
sosial.
e.
Proses belajar melalui kegiatan inkuiri
dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa. Dengan
demikian, secara psikologis diri peserta didik akan merasa aman, terbuka
terhadap pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan
mengeksplorasi (menjelajahi) kesempatan-kesempatan yang ada, lebih kreatif, dan
umumnya memiliki mental yang sehat.
f.
Menambah tingkat penghargaan siswa. Tidak
sedikit siswa yang mengeluh karena dia tidak dapat mengerjakan soal-soal dari
guru, atau prestasi belajarnya tidak baik. Akan tetapi dengan inkuiri mungkin
saja dia dapat mengerjakan soal-soal itu atau prestasi belajarnya meningkat.
Sering kita dengar siswa berkata bahwa ia dapat mengerjakan tugas-tugas dengan
caranya sendiri. Ini berarti ada hal-hal tertentu yang ditemukannya untuk
menyelesaikan tugas-tugas itu.
g.
Penggunaan inkuiri memungkinkan siswa
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang tidak hanya
menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
h.
Metode ini dapat mengembangkan
bakat/kecakapan individu.
i.
Metode ini dapat menghindarkan cara belajar
tradisional (menghafal) dan memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk
mengumpulkan dan mengolah informasi.
j.
Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam
materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam ingatan) menjadi
lebih baik.
Kekurangan metode ini adalah:
a.
Memerlukan perubahan kebiasaan cara
berpikir siswa yang menerima informasi dari guru secara apa adanya, kalau guru
tidak ada tidak belajar, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok
dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah
suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
b.
Guru juga dituntut mengubah kebiasaan
mengajarnya yang umumnya sebagai pemberi atau penyaji informasi menjadi sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun merupakan
pekerjaan yang tidak gampang karena pada umumnya guru belum mengajar dan belum
puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
c.
Metode ini banyak memberikan kebebasan
kepada siswa dalam belajar, tetapi kebiasaan itu tidak berarti menjamin bahwa
siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, penuh
aktivitas, dan terarah.
d.
Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan
penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu
mudah disediakan.
e.
Cara belajar siswa dalam metode ini
menuntut bimbingan guru yang lebih baik seperti pada waktu siswa melakukan
penyelidikan dan sebagainya. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru
terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
f.
Pemecahan masalah mungkin saja dapat
bersifat mekanistis, formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini terjadi tidak
menjamin penemuan yang penuh arti.
C. Pendekatan Konstruktivisme
1. Pefinisi pendekatan konstruktivisme
didefinisikan sebagai
pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna
dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan
yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan
dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti:
1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan
pengalaman yang sudah ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya
membina sendiri
pengetahuan
mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh
pelajar sendiri melalui
proses
saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan
pembelajaran
terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang
membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan
informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
Konstruktivisme
merupakan satu pendekatan yang didapati sesuai dipraktikkan dalam pengajaran
dan pembelajaran sains. Dalam pendekatan ini murid dianggap telah mempunyai
idea yang tersendiri tentang sesuatu konsep yang belum dipelajari.
Pandangan
konstruktivisme tentang belajar IPA
1.
Belajar sebagai perubahan konsepsi
Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan
hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal
siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka
lakukan, lihat, dan dengar (West & Pines, 1985). Jadi pembentukan makna
merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut.
2. Perubahan Konsepsi dalam Pembelajaran IPA
Implikasi dari pandangan konstruktivisme disekolah ialah pengetahuan itu
tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara
aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Jadi dalam belajar
sains/IPA merupakanh proses konstruktiv yang menghendaki partisipasi aktif dari
siswa.(Piaget dalam Dahar,1996), sehingga peran guru berubah, dari sumber dan
pemberi informasi menjadi pendiagonsis dan fasilitator belajar siswa.
Pembelajaran dan prespektif konstruktivisme mengandung empat kegiatan
inti, yaitu:
(1) berkaitan
dengan prakonsepsi atau pengetahuan awal (prior knowledge)
(2) mengandung kegiatan pengalaman nyata
(experience)
(3) melibatkan interaksi social (social
interation)
(4)
terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (sense making).
3. Pentingnya Konteks
3. Pentingnya Konteks
Perlu diupayakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan sadar
mengubah apa yang diyakininya yang ternyata tidak konsistan dengan konsep
ilmiah. Dengan kata lain informasi dan pengalaman yang dirancang guru-guru
untuk siswa seharuanya koheren dengan konsep yang dibawa anak atau disesuaikan
dengan pengetahuan awal siswa.
Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsepsi untuk berlangsungnya perubahan itu (Posner et al., dalam West & Pines, 1985; Dahar, 1996). Ekologi konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut;
Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsepsi untuk berlangsungnya perubahan itu (Posner et al., dalam West & Pines, 1985; Dahar, 1996). Ekologi konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut;
(a) Anak
merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya;
(b) Gagasan
baru harus dapat dimengerti (inteligible);
(c) Konsepsi
yang baru harus masuk akal (plausible);
(d) Konsepsi
yang baru harus dapat member suatu kegunaan
(fruitful)
Seringkali diungkapkan
bahwa menurut paradigma baru pendidikan peran guru harus diubah, yaitu tidak
sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada para siswanya, tetapi harus mampu
menjadi mediator dan fasilitator. Fungsi mediator dan fasilitator dapat
dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut.
1.
Menyediakan
pengalaman belajar yang memeungkinkan siswa bertan
ggung jawab dalam membuat rancangan, proses,
dan penelitian. Karena itu memberi ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
2.
Menyediakan
atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan
siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan
mengkomunikasikan ide ilmiah mereka (Watt & Pope, 1989). Menyediakan sarana
yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan
pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus menyemangati
siswa. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik (Tobin, Tippins, &
Gallard, 1994).
3.
Memonitor,
mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa
jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan
mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan
baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
(Suparno, 1997).
2.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Konstruktivisme
Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan model konstruktivisme menurut Sidik
(2008) adalah :
a. Kelebihan
1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa
sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa
memberikan
penjelasan
tentang gagasannya.
2.
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme
memberi pengalaman
yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa
agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki
kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan
dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3.
Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa
kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa
berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori,
mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
4.
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme
memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong
untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik
yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk
menggunakan berbagai strategi belajar.
5.
Pembelajaran konstruktivisme mendorong
siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan
mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan
mereka.
6.
Pembelajaran konstruktivisme memberikan
lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
b.
Kekurangan
1.
Siswa mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil
konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2.
Konstruktivisme menanamkan agar siswa
membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan
setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
3.
Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak
sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu
keaktifan dan kreatifitas siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar