Selasa, 03 Desember 2013

pendekatan dalam menejemen pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada dasarnya manajemen itu penting sebab pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga itu perlu pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama dalam sekelompok orang.
Dalam kehidupan sehari-hari manajemen sangat diperlukan, baik dalam kehidupan rumah tangga, organisasi, pendidikan, dan lainnya. Dalam  manajemen perlu adanya proses perencanaan, pengelolaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan melibatkankan semua anggota lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. maka manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha dan kegiatan akan sia-sia dan dalam mencapai tujuan akan lebih sulit diwujudkan.
Dalam Menajemen diperlukan pula seorang pemimpin yang mampu mengayomi para anggotanya, sehingga terjalin komunikasi yang baik dalam menajemen tersebut. Jadi setiap manejer dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya, dan keterampilannya untuk mencapai tujuan harus melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan baik.

B.       Rumusan Masalah
1.    Mengapa manajemen dikatakan sebagai kerjasama orang-orang?
2.    Mengapa adanya manajemen sebagai suatu proses?
3.    Mengapa dalam menajemen pendidikan diperlukan kepemimpinan?
4.    Mengapa komunikasi dalam menajemen pendidikan sangat penting?
5.    Mengapa sering terjadi tantangan dalam menajemen pendidikan?


C.      Tujuan
1.    Mahasiswa mengetahui bahwa manajemen adalah kerjasama orang-orang
2.    Mahasiswa memahami manajemen sebagai suatu proses
3.    Mahasiswa mengetahui dalam menajemen diperlukan kepemimpinan
4.    Mahasiswa mengetahui adanya komunikasi dalam menajemen itu penting
5.    Mahasiswa mengetahui adanya tantangan dalam menajemen pendidikan?






















BAB II
PEMBAHASAN


PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Seperti telah dijelaskan pada posting-posting sebelumnya, untuk mempelajari manajemen pendidikan secara utuh perlu memahami berbagai pendekatan dalam manajemen itu sendiri. Sebagai bahan dalam mempelajari manajemen pendidikan, secara sederhana kami kemukakan pendekatan manajemen pendidikan sebagai berikut:
A.  Manajemen Adalah Kerjasama Orang-Orang
Untuk mencapai tujuan sekolah/organisasi yang telah dirumuskan yang membutuhkan berbagai keahlian dalam berbagai bidang pendidikan, secara internal sebuah sekolah yang ingin berkualitas membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian seperti kepala sekolah sebagai manajer dengan keahliannya sebagai pemimpin, sedangkan para guru yang memiliki keahlian menejemen kelas yang baik, tenaga bimbingan dan konseling, ketatausahaan yang memiliki keterampilan dalam sistem manajemen informasi dan administrasi, guna berbagai kebutuhan data berkenaan kegiatan sekolah dan yang tidak kalah pentingnnya untuk mengambil keputusan manajer. Perpustakaan membutuhkan pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan secara efektif dan memberikan kreatifitas untuk menghidupkan suasana perpustakaan agar banyak dikunjungi siswa dan anggota sekolah lainnya. Petugas laboratorium yang harus bisa mengelola penggunaan waktu, memelihara serta memanfaatkan alat dengan berdayaguna. Dalam lingkungan eksternal sekolah yang berhubungan dengan dunia pendidikan, dan orang tua adalah sebagain stack holder yang mempercayakan putra-putrinya kepada sekolah.
Sekolah berhubungan dengan pengawas selaku pembina sekolah, kasubdin Dinas Pendidikan kota/kabupaten dengan berbagai stafnya, Kepala Dinas Provinsi, sampai kepada menteri pendidikan dengan berbagai bagiannya dan berbagai urusannya. Dengan demikian manajemen melibatkan banyak orang untuk mencapai tujuan yang telah  dirumuskannya. Orang-orang dari tingkat menteri sampai ketingkat sekolah (kepala sekolah, guru, dan yang lainnya)harus memiliki persepsi yang sama dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu mencapai tujuan yang telah disepakati secara efektif dan efisien dengan mutu yang terjamin.

B.  Manajemen adalah suatu proses
Seperti halnya sebuah pendidikan, manajemen adalah suatu proses, pendekatan ini menekankan perilaku sebagaimana fungsi manajemen itu sendiri yaitu proses planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting.

1.    Manajemen sebagai sebuah sistem
Sebagai sebuah sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Sistem disini yakni input-proses-ouput-outcome.
2.    Manajemen sebagai pengelolaan
Jika kita melihat manajemen sebagai pengelolaan akan terlihat adanya pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam sekolah atau sumberdaya yang harus ada untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sumberdaya tersebut harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin.

C.  Kepemimpinan Dalam Menajemen Pendidikan
1.    Defenisi Kepemimpinan
Menurut Wirawan seperti yang dikutip oleh (Syaiful Sagala, 2006:143), kepemimpinan berasal dari kata “pemimipin”. Pemimpin ialah: orang yang dikemal oleh pengikutnya dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk meraih tujuan visinya. Sementara itu, menurut Fred E. Fiedler dalam buku (M.Ngalim Purwanto,2008:27) mengungkapkan bahwa: pemimpin adalah individu dalam suatu kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengoordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok. Lebih lanjut Syiful Sagala menyatakan, pemimpin yang efektif adalah: pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal maupun kebutuhan lainnya. Sementara itu, kepemimpinan ialah: sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamya kewibawaan untuk dijadikan saran dalam rangka meyakinkan yang diyakininya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh semangat serta merasa tidak terpaksa (M.Ngalim Purwanto 2008:26).
2.    Sifat-sifat kepemimpinan
Menurut abdurrahaman, ada lima sifat pokok kepemimpinan secara umum yaitu:
a.    Adil
b.    Penuh inisiatif
c.    Penuh daya tarik
d.   Suka melindungi
e.    Penuh percaya diri
Disamping itu, ada beberapa sifat yang dibutuhkan dalam kepemimpinan dalam hal pendidikan. Diantaranya ialah:
1)   Rendah hati dan sederhana
Seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan, hendaknya jangan mempunyai sifat sombong tapi yang diperlukan adalah banyak bertanya dan mendengarkan dari pada berkata dan menyuruh. Dan kelebihan yang dimiliki pemimpin hendaknya dipergunakan untuk membantu anggotanya atau bawahannya sehingga dengan demikian mereka akan merasa bahwa pemimpinnya selalu dekat dengan mereka dan bisa membantu jika mereka butuh bantuan.
2)   Bersifat suka menolong
Seorang pemimpin hendaknya selalu bersedia (menyediakan waktu) untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan anggotanya. Gunanya adalah untuk mempertebal kepercayaan anggotanya bahwa ia benar-benar tempat berlidung dan pembimbing mereka.
3)   Sabar dan memiliki kestabilan emosi
Seorang pemimipin harus memiliki sifat sabar, jangan lekas merasa kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dihadapan bawahanya, karena akan sangat mempengaruhi kinerja anggotnya tersebut.
4)   Pecaya pada diri sendiri
Pemimpin yang percaya diri dan dapat mengimplikasikannya dalam sikap dan tingkah lakunya maka akan menimbulkan pula sifat percaya diri pada anggotanya.
5)   Jujur, adil dan dapat dipercaya
6)   Keahlian dalam jabatan
Keahlian dalam jabatan merupakan, syarat utama dalam kepemimpinan tanpa keahlian seseorang tidak bisa menjadi pemimpin. Selain keahlian dalam jabatan, pengalaman dan penguasaan semua macam, pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh dan menambah kecakapan menjadi pemimpin.
3.    Tipe atau gaya kepemimpinan
a.    Kepemimpinan yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggotanya. Baginya memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok. Selain itu, dalam tindakan dan perbuatanya ia tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan yang berlebihan seperti ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik, pada anggotanya, serta menimbulkan sikap “asal bapak senang” terhadap pemimpin dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
b.    Kepemimpinan yang laissez faire
Tipe yang seperti ini diartikan sebagai: membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang seperti ini sama sekali tidak mengontrol dan tidak memberikan koreksi terhadap pekerjaan anggotanya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan pada anggotanya tanpa pengaruh atau saran dari pemimpin. Dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasinya tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire ini, semata-mata disebabkan kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinya.
c.    Kepemimpinan yang demokratis
Pemimpin yang demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator. Melainkan sebagai pemimpin ditengah anggotanya. Hubungan dengan anggota kelompok bukan seperti buruh dan majikan. Tetapi, melainkan sebagai saudara tua ditengah-tengah anggotanya. Pemimpin yang demokratis berusaha menstimulasi anggotanya agar secara kooperatif untuk mencapai visi dan misi lembaganya. Dalam melaksanakan tugas, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelompoknya, juga kritikan-kritikan yang membangun. Selain itu ia juga mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada anggota-anggotanya.

D.  Komunikasi Dalam Menajemen Pendidikan
Reca (2010: 2) menungkapkan komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi diantara syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Sementara itu, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit diwujudkan.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.
Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Oleh karena itu, seorang manajer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Jadi komunikasi dalam menajemen itu sangat diperlukan karena dengan adanya komunikasi maka segala sesuatu dapat tercipta dan terlaksana.

E.  Tantangan Menajemen Pendidikan
Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
1.    Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu: bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
2.    Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3.    Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks).
4.    Munculnya kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi. Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.

1 komentar:

  1. The King Casino and Resort
    The king casino and resort features ventureberg.com/ a gri-go.com modern casino with everything you'd expect from a classic Vegas Strip casino. goyangfc.com The resort features 50000 square feet of Funding: $250 apr casino millionDesign: Inspired wooricasinos.info DesignMasters: Ivan Karaszko

    BalasHapus